Mahasiswa Program Studi Magister Studi Pembangunan (MSP) Fakultas Interdisiplin (FID) UKSW Narik Yimin Tabuni, Jumat (31/5) berhasil melewati seminar proposal tesis. Isu pembangunan pendidikan di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, menjadi fokus proposalnya. Dan isu tersebutlah, yang membawanya melanjutkan studi di MSP.

“Saya ingin menjadi otak (master plan) pembangunan di Nduga, terutama pada sektor pendidikan. Dengan model pembangunan berbasis versi Orang Papua”, ungkap Narik saat ditanya alasannya memilih melanjutkan studi strata duanya di MSP FID UKSW, lewat bantuan WhatsApp, Senin (3/6).

Lulus S-1 dari Program Studi Hubungan Internasional Fiskom UKSW, membuat Narik berfikir, apa yang bisa dirinya perbuat bagi pembangunan pendidikan di Nduga. “Gelar S-1 saya tidak secara spesifik berbicara terkait pembangunan di Nduga. Sedangkan saya sebagai anak daerah, yang fokus pada isu-isu pendidikan dan juga sebagai aktivis pendidikan lokal, berpikir untuk lanjut S-2, agar lebih fokus dalam melihat pembangunan pendidikan”, lanjutnya.

Selain panggilan untuk membangunan Nduga lewat pendidikan, dorongan Alumnus MSP FID UKSW Yance Murib, turut menjadi pemicu Narik dalam memutuskan untuk melanjutkan studi di MSP.

Apa yang menarik dari MSP, sejak masuk sebagai mahasiswa baru (2023) hingga kini? “Saya bisa belajar banyak hal, ketemu dengan dosen yang ramah dan mau membantu. Terlebih lagi adalah kita bisa fokus dengan apa yang menjadi penulisan kita sendiri”, jawab Narik. Di kampus, Narik mudah bertemu langsung dengan dosen, professor, bahkan rektor. Dia membandingkan dengan kampus lain, yang kadang untuk bertemu dosen saja susah.

Suasana Kota Salatiga pun membuat dirinya nyaman berkuliah. “Kotanya dingin, apalagi saya orang Papua bagian pegunungan jadi sesuai dengan letak daerah saya”, tandasnya. (sam).

 

Sumber : Pascasarjana Interdisiplin UKSW